Analisis Masa Simpan Jenang Labu Siam Berpotensi Sebagai Produk Oleh-Oleh Baru
Abstract
Jenang, or what is often called dodol, slab, or gelamai, includes dense, chewy, half-processed products. Jenang, which was innovated from chayote, has a relatively short shelf life, which is only able to survive 3-5 days at room temperature (27ºC). Therefore, a good packaging is needed that can extend the shelf life of one of them is edible coating, which is the packaging of edible materials. Edible coating is one of the efforts that can be done to maintain the quality of a food. The purpose of this study was to determine the quality and estimation of chayote with and without edible jenang based on physical, chemical, and microbiological parameters. In this study using the analysis of water content, peroxide numbers, and total microbes and using the edible dip method. From the research it can be seen that the chayote jenang based on physical quality in edible samples can maintain the water content so that the texture remains elastic compared to without edible until the 15th day. Based on the chemical quality in jenang squash with edible, oxidation only occurred after storage on the 22nd day. Microbiological quality in the conjoined pumpkin jenang coated with edible or without edible was overgrown with a total amount of yeast mold ≥300,000 Cfu / g.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aini M, Nur. 2015. Dasyatnya Herbal dan Yoga. Prambanan Yogyakarta: Real
Books.
Astawan dan Wahyuni, 1991. Pembuatan Dodol Waluh (Kajian Penambahan
Tepung Ketan dan Terigu Serta Gula Pasir) Tehadap Sifat Fisik, Kimia
dan Organoleptik. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
Ayu SP. 2016. Pendugaan umur simpan dodol nanas (Ananas comosus l.) dengan
pengemas edible film tapioca. Skripsi. Bandung : Universitas Pasundan.
Bash, E. 2015. Kajian Pembuatan Edible film Tapioka dengan Penambahan
Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Pada Buah Tomat. PhD Proposal.
Budiman. 2011. Aplikasi pati singkong sebagai bahan baku edible coating untuk
memperpanjang umur simpan pisang cavendish (Musa cavendishii).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Estiningtyas, 2010. Aplikasi Edible film Maizena Dengan Penambahan Ekstrak
Jahe Sebagai Antioksidan Alami Pada Coating Sosis Sapi. , pp.1–47.
Etri Y, dan Ratna I. 2016. Pengaruh Pemberian Labu Siam (Sechium Edule)
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Medika Saintika. 8 (8): 19-22.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Druchta, J M and Catherine, D J. 2004. An Update on Edible Films.
http://www.csaceliacs.org. Diakses tanggal 19 Juli 2016.
Sari, F D. 2014. Pembuatan Edible Coating Anti Mikroba Kayu Manis Untuk
Dodol Talas. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Silva, R. 2014. Laporan Pratikum Kimia Makanan Uji Bilangan Peroksida Pada
Minyak Baru Dan Bekas.
https://www.academia.edu/9163631/Laporan_Praktikum_Bilangan_Peroks
ida.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta :
Liberti.
Syarief, R dan Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan : Bandung.
Hanifah, R. 2016. Pendugaan umur simpan dodol tomat (Lycopersicum pyriforme)
menggunakan metode accelerated shelf life testing (ASLT) model
Arrhenius. Skripsi. Universitas Pasundan.
Kementerian Pertanian. 2015. Statistik Produksi Holtikultura Tahun 2014.
Diterbitkan Oleh Direktorat Jenderal Holtikultura.
Ketaren. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta (ID): UI
Press.
Lin D, Zhao Y. 2007. Innovations in the development and applications of edible
coatings for fresh and minimally processed fruit and vegetables. Jurnal
Food Science and Food Safety. 6(3):60-75.
Mahmud K, Herman. 2014. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. Persatuan Ahli
Gizi Indonesia.
Nisperos, Cariiedo MO. 1994. Edible Coatings and Films Based on
Polysaccharides. Lancaster (US): Technical Publ. Co.
Nur, Anisa. 2016. Pengaruh Konsentrasi Gula dan Variasi Tepung Terhadap Sifat
Organoleptik, Fisik, Serta Kimia Dodol Nanas. Laporan Tugas Akhir.
Pusbang TTG-LIPI : Subang.
Rachma, Resy. 2016. Karakteristik Edible film Komposit Karagenan dan Bees
Wax. Laporan Tugas Akhir. Pusbang TTG-LIPI : Subang.Sinaga, L.L.,
Karakteristik Edible film dari Ekstrak Kacang Kedelai Bahan
Pengemas Makanan. Jurnal teknik Kimia. 2 (4): 12–16.
Wibowo S. 2015. Tanaman Sakti Tumpas macam-macam Penyakit. Cijantun-
Jakarta Timur:Pustaka Makmur. Politeknik Bosowa.
Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): PT. Gramedia.
Winarti C, Miskiyah, dan Widaningrum. 2012. Teknologi produksi dan aplikasi
pengemas edible antimikroba berbasis pati. J. Litbang Pert. Vol. 31 No. 3
September 2012: 85-93.
Yulifianti R. 2016. Pemanfaatan Pati Umbi-umbian sebagai Bahan Pembuat
Edible Film. Diunduh 07 Januari 2019.
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/pemanfaatan-pati-umbiumbian-
sebagai-bahan-pembuat-edible-film/.
DOI: http://dx.doi.org/10.36565/jab.v9i2.220
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi
Jl. Prof. M. Yamin, SH No.30, Lebak Bandung-Jambi | Telepon: 0741-33030 | email: jab.stikba@gmail.com
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional